Penelitian yang dilakukan oleh Princeton University telah membuktikan bahwa makin banyak energi yang dihabiskan untuk berhemat, makin cepat pula kemiskinan mengambil alih. Itu berarti usaha berlebihan dalam berhemat melawan kemiskinan tetap saja tidak akan membantu. Oleh karena itu, artikel kali ini akan menjelaskan tentang sisi lain dari kiat hidup hemat serta batas antara berhemat dan bahayanya terjebak dalam situasi ketika seseorang terlalu mengencangkan ikat tidak membahas tentang pendapatan yang menurun karena masalah yang tidak dapat diatasi. Tetapi lebih tentang bagaimana orang-orang berbadan sehat yang berusaha memenuhi kebutuhannya, dan mereka yang terpaksa harus benar-benar menghemat segala hal yang mereka punya selama bertahun-tahun. Yang terakhir ini bukanlah tanda seseorang yang sedang berupaya untuk mengatasi krisis, melainkan menerima kemiskinan sebagai suatu norma. Kami di Sisi Terang paham bahwa kecenderungan ini cukup berbahaya karena beberapa Berhemat memakan banyak waktu, sementara penghasilanmu nyaris tidak bisa menutupi kebutuhan kita fokus kepada publikasi dari Princeton University. Menurut para ilmuwan, memenuhi kebutuhan dasar dengan anggaran yang sedikit merupakan pergulatan mental yang berat. Hampir semua tenagamu ditujukan untuk memerangi konsekuensi dari kemiskinan, tapi bukan kepada penyebabnya. Sederhananya, kamu bakalan menjadi sangat lelah sampai-sampai tidak ada lagi tenaga untuk berpikir bagaimana mencari jalan keluar. Kemiskinan menambah angka kemiskinan. Inilah yang disebut lingkaran dari rasa lelah yang tidak berujung, ada juga satu masalah lagi, yaitu kurangnya pengalaman. Katakanlah kamu bisa memanfaatkan tenaga serta waktumu secara berbeda Menghilangkan penyebab masalah, yaitu kekurangan dana, lalu mencari penghasilan yang cukup untuk membeli sepotong daging di restoran atau makan malam di dengan keadaan dan belajar mengolah sisa makanan menjadi sesuatu yang bisa jumlah usaha yang diperlukan dalam kedua situasi di atas sama saja, tetapi opsi kedua akan memicu banyak masalah di masa depan. Semuanya terjadi karena dalih menyesuaikan diri dengan keadaan, alhasil seseorang tidak punya kesempatan untuk berkembang dan mustahil ada yang menganggap keterampilan ini cukup menarik untuk dimasukkan ke dalam resume untuk melamar kerja. Kondisi ini juga akan diikuti oleh kelelahan emosional karena tidak adanya keahlian profesional yang bisa dijual. Akibatnya, lingkaran setan pun terus berlanjut. Lalu dari mana harus memulainya? Setidaknya sebagian dari waktu yang kita miliki harus dihabiskan untuk perubahan penting yang strategis. Misalnya, mencari aktivitas yang lebih menguntungkan secara finansial atau pekerjaan Menabung untuk membeli barang mahal dengan anggaran kecil adalah cara bunuh diri dalam hal seseorang tidak punya cukup uang untuk membeli makanan bernutrisi baik dan perawatan medis yang berkualitas, keputusan menabung untuk membeli apartemen mobil, atau iPhone baru merupakan lompatan ke dalam “lubang hitam” keuangan. Mari kita bayangkan situasi berikut, “Apa yang seharusnya dilakukan seseorang yang belum punya rumah, dalam 10 tahun ke depan?” Opsi 1 Makan mi instan selama 10 tahun dan kemudian merasa bangga karena punya apartemen sendiri. Setelah 10 tahun, orang ini tetap mampu membeli sandwich isi daging seminggu sekali. Namun, pada saat itu, akan ada kebutuhan lain yang mengharuskan untuk menghemat uang, misalnya untuk persiapan pernikahan anak-anak yang sudah dewasa. Akibatnya, tambahan daging dalam sandwich harus ditahan dulu. Tapi ceritanya akan benar-benar berbeda pada opsi berikutnya...Opsi 2 Berupaya mencari pengalaman serta pengetahuan selama 5 tahun pertama supaya dapat membeli rumah selama 5 tahun berikutnya. Atau, bisa jadi orang tersebut belum juga punya rumah dan tetap menyewa apartemen atau malah menikmati liburan di sebuah bungalo di tepi pantai. Yang penting di sini adalah setelah 10 tahun, opsi ini memberi seseorang kesempatan untuk menukar pengetahuan dengan gaji yang lebih besar dan hak untuk memilih. Pada opsi pertama, seseorang harus terus mengurangi pengeluarannya dan kehilangan kesenangan dalam hidup. Apa yang harus kamu lakukan jika kamu menginginkan apartemen, tetapi penghasilanmu terlalu kecil? Mula-mula, arahkan sebagian dari tenaga dan danamu untuk mendapatkan pendapatan yang lebih baik. Misalnya, belajar keahlian baru, meninggalkan kota yang tidak punya harapan, atau membeli gawai serta alat yang meningkatkan Menghemat sumber daya memerlukan investasi awal.“Berinvestasi” dan “menghemat sumber daya” adalah konsep yang tidak hanya berlaku untuk para ekonom, tetapi juga berlaku bagi siapa saja. Misalnya, orang yang membeli mesin pencuci piring bisa dikategorikan sebagai investor juga. Mereka menginvestasikan uang untuk membeli peralatan rumah tangga demi menghemat waktu dan energi. Proyek mereka yang disebut “Keluarga” akan mendapat manfaat dari pembelian ini. Investasi dalam kehidupan sehari-hari juga membawa keuntungan materi. Barang-barang seperti AC sentral untuk apartemen, lemari es untuk buah beri, dan bahkan wajan yang tidak merusak dagingmu memang memudahkan hidupmu, tetapi barang-barang tersebut membutuhkan investasi awal. Bagaimanapun, ingatlah prinsip berikut “supaya bisa menghemat, bersiaplah untuk membelanjakan lebih banyak.” Apakah ini berarti berhemat harus ditunda dulu jika gajimu kecil? Tidak. Karena uang, waktu, dan tenaga tidak boleh disia-siakan. Tidak peduli apakah itu terkait mengolah daging dengan alat canggih atau membayar tagihan rumah tangga yang membengkak, semua hal yang menghabiskan sumber dayamu ada dalam daftar. Untuk menutup “lubang hitam” ini lebih cepat, kamu harus mencari cara untuk meningkatkan Menolak menggunakan barang/bahan tertentu karena “keadaanmu” tidak bisa dibenarkan sebagai tindakan adalah mengolah sisa produk menjadi makanan yang bisa dimakan, meskipun kamu tidak sedang berhemat dalam hal memilih makanan. Ketika kulkas kosong, maka ceritanya berbeda atau kondisi ini bisa disebut keputusasaan. Hal ini juga berlaku untuk pekerjaan rumah apa pun, juga termasuk upaya untuk membuat sesuatu yang layak dari barang-barang yang sudah tidak dipakai lagi. Kamu bisa mengajukan keberatan di sini dengan berkata, “Apakah aku harus malu karena aku suka memasak?” Tidak. Kami sederhananya hanya berbicara tentang hak untuk memilih. Uang bisa membuatmu tidak ingin memasak, padahal itu aktivitas favoritmu, atau kamu juga bisa pergi ke kafe saat sakit kepala atau bingung harus masak apa. Namun, ketika dompetmu kosong, kamu akan selalu berada dalam situasi harus memasak sendiri di rumah. Saat menilai seberapa hemat dirimu, penting untuk tidak membalikkan sebab dan akibat. Kamu boleh memuji diri sendiri karena kemampuan membuat sesuatu yang lezat dari bahan-bahan sederhana. Meskipun tidak berusaha menghasilkan uang dari masakan yang enak tersebut. Padahal kamu sebenarnya punya bakat yang memungkinkanmu mengubah kubis menjadi masakan hotel bintang Semakin rendah pendapatan, semakin kecil peluang untuk menghemat produk saja, menahan diri dari sifat impulsif saat berbelanja adalah keputusan yang sehat. Selain itu, sebaiknya rutinlah memeriksa sekaligus menaruh perhatian kepada daftar belanjaanmu untuk mencegah membeli barang-barang yang sebenarnya tidak perlu. Namun, beberapa barang dapat dibeli meskipun tidak ada dalam daftar, jika harganya cukup terjangkau—seperti detergen pembersih dan produk dengan masa pakai yang lama. Ketika penghasilanmu rendah, tergiur barang diskon dan membeli banyak produk dalam jumlah besar rasanya kurang realistis. Alasannya adalah tidak ada kesempatan untuk “membekukan” dana tanpa merusak anggaranmu. Kita sering berada di posisi harus memilih antara membeli barang dengan kemasan besar atau tetek bengek rumah tangga, sayangnya gaji yang minim tidak akan bisa membeli semua yang kamu suka. 6. Pada saat yang sama, penghasilan tinggi terkadang menggodamu untuk menghindari diskon berlaku pada produk berkualitas baik, rasanya bukan masalah. Tetapi adakalanya saat diskon tersebut membuatmu merasa seperti sedang bermain tebak-tebak buah manggis, maka itu adalah perkara yang sangat berbeda. Semakin rendah pendapatan, semakin sering pembeli mengambil risiko. Misalnya, mereka mungkin mencoba membeli ikan yang sudah busuk. Peluang penipuan diri juga meningkat saat pembeli ditawari sesuatu yang palsu alih-alih produk yang lezat dan sehat. “Udang” yang terbuat dari ikan cincang, kaviar palsu, dan potongan ikan haring berwarna yang disebut “salmon” jauh lebih murah daripada yang “asli”, namun tentunya produk-produk ini kalah jika dibandingkan dari segi harga dan kualitas. 7. Pilihan ekonomis sering kali melibatkan risiko ide buruk muncul di benak seseorang karena kemiskinan misalnya, mengganti produk makanan sehat dengan sosis yang terbuat dari kulit ayam dan penyedap rasa berlebihan atau mengganti perawatan medis berkualitas baik dengan obat tradisional yang mencurigakan. Sering kali, tubuh kita tidak langsung menunjukkan efek samping dari hal ini. Tubuh kita menyimpan “kesakitannya” selama bertahun-tahun dan kemudian “membuat pemiliknya mengeluarkan banyak uang.” Para ilmuwan menegaskan bahwa dampak kemiskinan terhadap kesehatan tidak hanya berkaitan dengan kualitas makanan atau layanan medis. Kekurangan uang merupakan stres tersendiri, yang meningkatkan kemungkinan terkena diabetes, serta penyakit menular dan kardiovaskular. Stres yang sama juga memengaruhi DNA yang menciptakan latar belakang biologis untuk depresi. Menumpuknya produk di dalam kulkas tidak mungkin muncul begitu saja. Pada saat yang sama, kekhawatiran adalah sesuatu yang mengikuti baik si kaya maupun si miskin. Namun demikian, orang-orang harus bertindak lebih bijaksana untuk tidak membahayakan kesehatan mereka dengan mengunjungi dokter secara rutin, sementara prinsip “less is more” yang artinya “kesederhanaan lebih baik” dalam hal pola makan, dapat membantu menghindari banyak Kiat hidup tradisional dan ekonomis tidak menjamin hasil yang orang-orang harus mengurangi pengeluaran, mereka mulai menggunakan saran dari saluran DIY atau “find cheaper ways” temukan cara yang lebih murah untuk melakukan sesuatu. Hal ini bisa berguna sampai saat ide-ide ini mulai menentang akal sehat. Deskripsi kiat hidup jarang mengandung semua kemungkinan risikonya, itulah sebabnya kemungkinan besar dalam mengejar penghematan uang, kamu bisa saja berakhir kehilangan uang atau waktu dalam skenario kasus terbaik. Memakai kalkulator dapat menghilangkan keraguan. Yang perlu kamu lakukan adalah membandingkan angka dalam 2 kolom yaitu “akan menghemat uang” dan “dapat merusak barang.”9. Kesehatan emosional juga berada dalam untuk mengeluarkan unek-unek secara emosional demi kekayaan materi untuk menghemat uang tampaknya sangat wajar. Namun, itu tidak akan ada gunanya. Rencana bisnis dan ide-ide bagus lahir di kepala, yang berarti kepala kita harus tetap dijaga supaya tidak stres. Jika kondisi hidup tidak sehat, otakmu akan fokus pada rutinitas. Dan menurut para ilmuwan, kekacauan dan kelelahan emosional ini membuat orang tidak dapat melihat potensi mereka sekaligus tidak dapat memanfaatkannya untuk perkembangan mereka sendiri. Jika tidak ada inspirasi, maka sama juga tidak ada energi. Apa yang harus kamu lakukan? Singkirkan skenario buruk di kepalamu. Sebagai contoh “Aku bertengkar dengan ibu mertuaku setiap hari. Haruskah kita pindah ke apartemen lain? Tapi kita sedang menabung untuk apartemen masa depan kita. Lantas mengapa menghabiskan uang untuk sewa, ketika kita bisa menyimpan uangnya?!”“Harga makanan di resor sangatlah mahal! Lebih baik aku bawa alat masak portabelku!”“Kami tumbuh besar tanpa tablet dan sepatu roda. Kubiarkan putraku membuat pistol dari tongkat juga, hal itu akan membantu mengembangkan imajinasinya.”10. Saat tidak mampu membeli “barang impian”, kita mengganti “penderitaan moral” dengan membeli barang manusia tidak ada habisnya, itulah sebabnya kita selalu menginginkan lebih. Namun, fakta ini tidak membenarkan sikap terus-menerus berpantang dari apa yang kita inginkan karena situasi ini perlahan akan mulai memengaruhi jiwa kita. Katakanlah sudah lama sekali seseorang tidak berlibur. Dia bisa saja menyisihkan sejumlah uang untuk sebuah perjalanan, tetapi orang ini malah merasa bersalah memakai uangnya, apalagi ketika dia sedang menabung. Liburan kemudian ditunda karena rasa bersalah dan tumbuh menjadi perasaan tidak puas. Walhasil, perasaan tidak puas ini memengaruhi jiwa orang tersebut melalui dompet mereka, “Aku merasa sangat sedih! Wow, kaus ini diskon! Kaus ini akan menebus liburanku! Aku akan membeli beberapa perhiasan imitasi, celana dalam, dan sepatu!” Akhirnya, seseorang mulai mengganti hal yang mereka butuhkan, yang mahal, dengan sesuatu yang lebih murah, tetapi tidak diperlukan. Hal-hal ini memberikan kegembiraan sekilas, tetapi tidak memenuhi kebutuhan utama orang tersebut. Jika skenario ini sering berulang, lebih baik dengarkan saja suara hatimu, beli hanya apa yang kamu butuh, dan lindungi dirimu dari godaan yang tidak perlu di masa Semakin sederhana anggaranmu, semakin kuat ketergantungan kepada membantu adalah hal yang baik. Tetapi tidak dalam situasi ketika bantuan lebih mahal daripada membayar layanan yang berkualitas. Misalnya, seseorang ingin menghemat uang dan alih-alih membayar tukang terlatih, dia malah meminta temannya yang bernama Juki untuk membantu memindahkan perabotannya. Namun, di masa depan, si Juki mungkin mengingatkan orang tersebut tentang utang moral ini pada saat yang sangat tidak terduga dan tidak menyenangkan. Semakin murah anggarannya, semakin nyata prinsip “menghemat uang dengan meminta bantuan teman daripada harus pergi ke ahlinya”. Selain itu, lebih sulit untuk menghapus orang yang tidak kamu sukai dari hidupmu, karena kamu terus berpikir bahwa kamu mungkin membutuhkan bantuan mereka di masa depan. Kamu bisa mengabaikan “keinginan” maupun “kebutuhan” orang lain jika kamu tidak mengalihkan masalahmu kepada mereka. Itulah mengapa lebih menguntungkan untuk mengarahkan energi ke pekerjaan bergaji tinggi, daripada melanjutkan rantai utang bersama. “Menemukan orang yang melakukan pekerjaan dengan baik adalah tugas yang sederhana!” Banyak orang mungkin berpikir demikian. Ternyata tidak semudah itu! Tapi ada sebuah cara yang membantumu mengabaikan pikiran berbahaya seperti, “Kira-kira orang bakal ngomong apa, ya?” makanya bayar saja upah atas bantuannya. Saat membayar bantuan Juki, kamu menjaga kebebasan moralmu. Ketika Juki memintamu untuk membantunya memperbaiki sesuatu, kamu dapat menolak bantuannya atau menyebutkan upah atas kesimpulan umum yang kami peroleh setelah mengumpulkan semua situasi di atas untuk menghemat uang, kamu perlu meningkatkan penghasilanmu. Pengawasan ketat terhadap pengeluaran hanya berfungsi sebagai tindakan sementara. Jika kamu terus berkata ’tidak’ pada diri sendiri dalam hal kegembiraan kecil maupun besar, maka kamu akan terus bergantung kepada keadaan yang tidak menguntungkan ini dan tenggelam dalam paham bahwa kami telah menyinggung topik yang sensitif dan kompleks. Oleh sebab itu, kami akan senang mendengar pendapatmu mengenai hal ini di kolom komentar!Sisi Terang/Psikologi/Alasan Orang Hemat Berusaha Meningkatkan Penghasilan daripada Harus Irit
Adapepatah yang mengatakan bahwa hemat itu pangkal kaya. Hal itu memang benar adanya dan sudah terbukti oleh banyak orang. Namun hal tersebut bisa saja malah balik menjadi buruk jika dilakukan secara berlebihan. Jika kamu terlalu berlebihan dalam menghemat uang, hal tersebut akan berdampak buruk bagi keberlangsungan hidupmu sehari-hari.
Hadirnya energi listrik di dalam kehidupan masyarakat merupakan salah satu hal penting yang mendukung pesatnya perkembangan kemajuan kehidupan sekarang. Hemat energi listrik bukan sekedar menghemat biaya pengeluaran, tetapi lebih jauh lagi dapat mencegah krisis pasokan listrik dan membantu me-nyelamatkan bumi dari kerusakan akibat pemanasan global lantaran pemakaian energi listrik yang berlebihan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kampanye hemat listrik terhadap efisiensi energi pada ibu rumah tangga yang bekerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Subjk dan informan penelitian ini berberjumlah 10 orang dan memiliki karakteristik sebagai ibu rumah tangga, bekerja, dan melakukan hemat lisitrik pada rumah tinggal. Metode pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Teknik analisis data menggunanakan metode interaktif yaitu reduksi data, menyajikan data, membuat kesimpulan dan virifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kampanye maupun iklan yang menghimbau untuk hemat energi listrik tidak mendapat respon yang kurang baik dari ibu rumah tanggah dikarenakan tidak didukung oleh orang sekitar dan kurang pemahaman akan hemat energi. Ada-pun factor-faktor yang mempengaruhi penggunaan listrik secara tidak efisien adalah adanya faktor pendapatan, demografi, kepercayaan, bangunan tradisional. Sedangkan faktor internal meliputi malas dan kebiasaan. Serta yang terakhir adalah factor kurangnya rasa peduli terhadap lingkungan sehingga mempengaruhi dalam pemakaian energi listrik secara tidak efisien. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Psikostudia Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 71-81 KAMPANYE HEMAT LISTRIK TERHADAP EFISIENSI ENERGI PADA IBU RUMAH TANGGA YANG BEKERJA 1 Rini Fitirani Permatasari, 2 Rahma Wati, 3 Putri Hanifah, 4 Misriyanti 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman Samarinda email 2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman Samarinda email watirahma1998 3 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman Samarinda email putrihanifah55 4 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman Samarinda email misriyanti16 ABSTRACT. The presence of electricity in people's lives is one of the important things that supports the rapid development of the progress of life today. Saving electricity is not just saving costs, but can further prevent the electricity supply crisis and help save the earth from damage caused by global warming due to excessive use of electricity. The purpose of this study was to find out the description of saving electricity campaigns on energy efficiency in working housewives. This study uses a qualitative approach with phenomenology methods. The research subject and informant numbered 10 people and had the characteristics of being a housewife, working, and giving electricity savings to homes. The method of collecting data uses observation and interviews. Data analysis techniques use interactive methods, namely data reduction, presenting data, making conclusions and verification. The results of this study indicate that campaigns and advertisements that appeal to save electricity do not get a bad response from housewives because they are not supported by people around and lack of un-derstanding of saving energy. The factors that influence electricity usage inefficiently are the existence of in-come factors, demographics, trust, traditional buildings. While internal factors include laziness and habits. As well as the last is a lack of caring for the environment that affects inefficient use of electrical energy. Keywords electricity saving campaign, energy efficiency INTISARI. Hadirnya energi listrik di dalam kehidupan masyarakat merupakan salah satu hal penting yang mendukung pesatnya perkembangan kemajuan kehidupan sekarang. Hemat energi listrik bukan sekedar menghemat biaya pengeluaran, tetapi lebih jauh lagi dapat mencegah krisis pasokan listrik dan membantu me-nyelamatkan bumi dari kerusakan akibat pemanasan global lantaran pemakaian energi listrik yang berlebihan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kampanye hemat listrik terhadap efisiensi energi pada ibu rumah tangga yang bekerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Subjk dan informan penelitian ini berberjumlah 10 orang dan memiliki karakteristik sebagai ibu rumah tangga, bekerja, dan melakukan hemat lisitrik pada rumah tinggal. Metode pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Teknik analisis data menggunanakan metode interaktif yaitu reduksi data, menyajikan data, membuat kesimpulan dan virifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kampanye maupun iklan yang menghimbau untuk hemat energi listrik tidak mendapat respon yang kurang baik dari ibu rumah tanggah dikarenakan tidak didukung oleh orang sekitar dan kurang pemahaman akan hemat energi. Ada-pun factor-faktor yang mempengaruhi penggunaan listrik secara tidak efisien adalah adanya faktor pendapatan, demografi, kepercayaan, bangunan tradisional. Sedangkan faktor internal meliputi malas dan kebiasaan. Serta yang terakhir adalah factor kurangnya rasa peduli terhadap lingkungan sehingga mempengaruhi dalam pemakaian energi listrik secara tidak efisien. Kata kunci kampanye hemat listrik, efisisen energi Psikostudia Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 71-81 72 1 PENDAHULUAN Hadirnya energi listrik di dalam kehidupan masyara-kat merupakan salah satu hal penting yang men-dukung pesatnya perkembangan kemajuan kehidupan sekarang. Penggunaan energi listrik merupakan unsur penting yang menunjang berbagai kegiatan dalam ke-hidupan masyarakat, baik itu untuk industri, rumah tangga, pendidikan, transportasi, penerangan, dan komunikasi Hilda, 2015. Listrik dapat memudahkan masyarakat beraktifitas akan tetapi apabila tidak digunakan dengan bijak akan dapat menimbulkan suatu kerugian. Pemborosan listrik yang dilakukan oleh pelanggan biasanya disebabkan karena pelanggan tidak memahami betapa pentingnya berhemat listrik demi kelangsungan hidup, seperti membiarkan listrik yang tidak digunakan tetap menyala. Setiap harinya kebutuhan akan listrik semakin ber-tambah, sehingga semakin bertambah pula kebutuhan akan energi listrik. Dengan bertambahnya kebutuhan akan energi listrik, maka seharusnya ketersediaan pasokan listrik harus bisa mengimbangi pertambahan permintaan akan penggunaan energi listrik agar masyarakat dapat melaksanakan segala aktifitas dengan baik. Penggunaan listrik yang tidak bijak tentu saja akan berdampak pada tingginya penggunaan listrik, hal ini juga mempengaruhi menipisnya persediaan energi listrik dikarenakan kebutuhan akan energi listrik lebih besar dari persediaan akan energi listrik, untuk itu diharapkan setiap masyarakat me-mahami upaya dalam menggunakan listrik dengan bi-jak. Selain itu setiap rumah tangga juga harus tahu besarnya penggunaan listrik di rumah tangga masing-masing. Pengeluaran energi terhadap total pengeluaran meningkat dengan kenaikan yang makin menurun sepanjang waktu Elkan, 1988. Tangga energi tidak harus dimulai dari bawah, tetapi tergantung kepada tingkat pendapatan rumah tangga itu sendiri. Dengan kata lain, terjadi transisi konsumsi energi dari energi tradisional ke energi modern. Selanjutnya, tangga en-ergi tidak secara kaku dinaiki secara vertikal, yaitu kenaikan pendapatan tidak menuju konsumsi ke satu sumber energi, melainkan pemakaian beberapa sum-ber energi secara bersamaan Sovacool, 2011. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral men-catat pada 2015 saja, konsumsi energi final sektor ru-mah tangga di Indonesia mencapai 111 juta barrel oil ekuivalen BOE, merupakan konsumen energi terbesar ketiga setelah sektor transportasi 260 juta BOE dan industri 229 juta BOE. Porsi konsumsi energi sektor rumah tangga ini mencapai 15% dari to-tal konsumsi energi final pada tahun tersebut. Peningkatan konsumsi energi listrik dengan pola menaiki tangga energi sampai menuju anak tangga terakhir lebih cenderung berpeluang terjadi di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah perdesaan. Hal ini terjadi di samping karena kenaikan pendapa-tan juga karena akses dan ketersediaan yang lebih mudah di daerah perkotaan dibandingkan dengan perdesaan, sehingga konsep tangga energi ini relatif lebih dekat hubungannya dengan urbanisasi Nazer, 2016 Sektor rumah tangga merupakan salah satu sektor pengguna energi listrik yang paling besar. Jumlah en-ergi listrik terjual pada tahun 2013 sebesar GWh, meningkat 7,79% dibandingkan tahun sebe-lumnya. Kelompok pelanggan Rumah Tangga mengkonsumsi energi sebesar GWh 41,17%, sektor industri GWh 34,33%, Bisnis GWh 18,40%, dan lainnya sosial, ge-dung pemerintah dan penerangan jalan umum GWh 6,11%. Penjualan energi listrik untuk semua jenis kelompok pelanggan yaitu Industri, Rumah Tangga, Bisnis dan Lainnya mengalami peningkatan masing-masing sebesar 6,99%, 7,04%, 1,33% dan 7,08%. Jumlah pelanggan PLN pada tahun 2013 untuk rumah tangga adalah pelanggan 92,81% dari total pelanggan PLN. Jumlah pelanggan untuk jenis R1 450VA, 900VA dan 1300VA ada sekitar pelanggan, dengan daya sambungan MVA, dan energi terjual MWh dan pendapatan Rp. Khu-sus untuk pelanggan R1 yang daya terpasangnya 450VA benjumlah pelanggan 70% dari total pelanggan pada sector rumah tangga [Statistik PLN 2013]. Pada sektor rumah tangga yang paling banyak dalam penggunaan listrik sehari-hari ialah ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga biasanya menggunakan energi listrik untuk menyelesaikan berbagai kegiatan rumah sehari-hari seperti mencuci, menyetrika, memasak, menonton, dan lain sebagainya untuk mempermudah kegiatan. Namun kebanyakan ibu rumah tangga be-lum menyadari pentingnya menggunakan energi secara efisien. Banyak faktor yang memengaruhi konsumsi energi rumah tangga, baik faktor ekonomi maupun non ekonomi. Menurut Daryoko 2015 di zaman yang serba modern seperti ini, hampir semua jenis alat yang menunjang aktifitas manusia baik alat penun-jang aktifitas rumah tangga sampai alat penunjang di dunia industri memanfaatkan energi listrik sebagai sumber energi. Psikostudia Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 71-81 73 Beberapa penelitian memperlihatkan, bahwa jika pendapatan rumah tangga mengalami peningkatan, maka terjadi kenaikan konsumsi energi modern, sep-erti yang dikemukakan oleh Hosier dan Dowd 1987, Pacha-uri dan Spreng 2002, Gamtessa 2003, Len-zen et al. 2004, Barnes et al. 2004, Shittu et al. 2004, Cohen et al. 2005, Atanassov 2010, Bhattacharjee dan Richard 2011, Foysal et al. 2012, dan Estiri et al. 2013. Terdapatnya hub-ungan searah antara konsumsi energi modern dengan pendapatan rumah tangga menandakan bahwa energi modern masuk ke dalam kelompok barang normal. Selain pendapatan, variabel ekonomi lainnya yang menentukan konsumsi energi adalah harga energi dan harga peralatan rumah tangga Bhattacharjee dan Richard, 2011. Jika ditinjau dari faktor ekonomi maka ibu rumah tangga yang merasa mampu untuk membayar tagihan listrik maka cenderung tidak akan memperhatikan seberapa banyak listrik yang telah digunakan. Begitu-pun cara penggunaan listrik oleh ibu rumah tangga yang kerap kali tidak mematikan peralatan-peralatan elektronik yang mendukung pekerjaan rumah tangga. Kebanyakan ibu rumah tangga meninggalkan alat-alat elektronik menyala begitu saja tanpa setelah selesai digunakan. Berbagai kegiatan tersebut meru-pakan wujud dari penggunaan listrik yang tidak efisien. Menghemat listrik adalah suatu kegiatan yang dapat membuat konsumsi energi listrik berkurang. Hemat energi listrik bukan sekedar menghemat biaya penge-luaran, tetapi lebih jauh lagi dapat mencegah krisis pasokan listrik dan membantu menyelamatkan bumi dari kerusakan akibat pemanasan global lantaran pemakaian energi listrik yang berlebihan. Sebagai upaya nyata penghematan energi salah satunya adalah dengan peningkatan efisiensi penggunaan energi listrik. Proses atau tindakan yang dibutuhkan saat ini bukan hanya mematikan alat yang tidak sedang terpakai. PLN membutuhkan sebuah program atau yang biasa disebut sebagai budaya hemat listrik. Artinya masyarakat harus mulai jeli pada peralatan listrik yang dipakai sehari-hari. Misal-nya dengan menggunakan peralatan hemat energi watt kecil. Efisiensi energi selain berpengaruh pada pengu-rangan konsumsi energi, juga berpengaruh pada pen-gurangan pengeluaran operasional penghuni. Efisensi energi sangat potensial dilakukan di negara berkem-bang, dan sangat dipengaruhi oleh faktor pasar dan kebijakan publik Bodach, 2010. Penelitian ini dil-akukan di Brazil, yang dianggap mewakili karakteris-tik negara-negara berkembang. Penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk selalu menjadikan hemat energi sebagai budaya di masyara-kat. Dengan hemat energi maka pengeluaran pemerintah dan masyarakat akan energi bisa diku-rangi, dan ini membuat energi dapat digunakan dalam waktu yang panjang dan efisien Biantoro, 2017. In-tensitas energi merupakan salah satu ukuran yang ser-ing digunakan untuk melihat tingkat efisiensi energi dalam suatu sektor. Semakin kecil nilai intensitas en-ergi maka akan semakin efisien energi yang digunakan oleh suatu sektor Berbagai upaya dari pemerintah maupun pihak terkait untuk memberikan himbauan dan pelajaran bagi masyarakat untuk menghemat energi listrik dan men-jadikan penggunaan energi listrik lebih efisien. Dian-taranya ialah dengan melakukan kampanye mengenai pentingnya hemat energi. Tujuan dari kampanye ter-sebut yaitu melakukan perubahan perilaku yang di-harapkan, seperti menerima perilaku baru, dan me-nolak perilkau yang tidak di inginkan. Menurut Mowen dan Minor 2002 bahwa isi pesan merupakan merupakan strategi yang digunakan untuk mengkomunikasikan gagasan ke pemirsa. Pesan per-suasif inilah yang nantinya akan disalurkan ke target adopter melalui iklan layanan masyarakat, sosialisasi atau kampanye yang sering dilakukan oleh pemasar sosial. Dengan Kampanye hemat listrik diharapkan mampu memodifikasi kebiasaan untuk menjadi per-ilaku yang lebih baik dan meninggalkan perilaku lama yang buruk dalam penggunaan energi listik di rumah tangga. Bagaimana kampanye hemat energi yang telah dise-bar luaskan di masyarakat terutama pada sektor ru-mah tangga, mampu mengedukasi dan memberikan pemahaman terutama kepada ibu rumah tangga untuk menggunakan energi secara efisien. Hal tersebut penting untuk diteliti guna mengetahui bagaimana ibu rumah tangga terutama yang berkerja menunjukkan sikap efisiensi energi yang telah mengetahui kampa-nye hemat listrik. 2 TINJAUAN PUSTAKA Kampanye Hemat Listrik Menurut Handayani 2010, Penghematan terhadap energi efisiensi energi bukan berarti mengurangi segala aktifitas terkait penggunaan energi yang berdampak pada pengurangan kualitas hidup, seperti kenyamanan dan produktifitas kerja. Melainkan melakukan penghematan energi dengan mengopti-malkan penggunaan energi sesuai dengan tingkat kebutuhan. Psikostudia Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 71-81 74 Efisiensi Energi Menurut Handayani 2010, efisiensi energy adalah penghematan pemakaian tenaga listrik. Penghematan terhadap energi efisiensi energi bukan berarti men-gurangi segala aktifitas terkait penggunaan energi yang berdampak pada pengurangan kualitas hidup, seperti kenyamanan dan produktifitas kerja. Melain-kan melakukan penghematan energi dengan men-goptimalkan penggunaan energi sesuai dengan ting-kat kebutuhan. 3 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode fenomenologi. Menurut Craswell 2013 penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya pent-ing, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spe-sifik dari para partisipan, menganalisa data secara in-duktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema yang umum dan menafsirkan makna data. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat dan atau or-ganisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, kompre-hensif dan holistik. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode fenomenologi. Menurut Iskandar 2008 penelitian fenomenologi berorientasi untuk me-mahami, menggali dan menafsirkan arti dan peri-stiwa-peristiwa, dan hubungan dengan orang-orang yang biasa dalam situasi tertentu. Ini biasa disebut dengan penelitian kualitatif dengan menggunakan pengamatan terhadap fenomena-fenomena atau gejala-gejala sosial yang alamiah yang berdasarkan kenyataan lapangan empiris. Penelitian fenomenologi ini bertujuan untuk mengungkapkan kekhasan atau keunikan karakteris-tik yang terdapat di dalam fenomena yang diteliti. Fe-nomena itu sendiri merupakan penyebab dil-akukannya penelitian fenomenologi, oleh karena itu tujuan dan fokus utama dari penelitian fenomenologi adalah pada fenomena yang menjadi obyek penelitian. Untuk itu segala sesuatu yang berkaitan dengan fenomena. Subjek Penelitian Sebagaimana dijelaskan oleh Arikunto 2007 subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Sugiyono 2014 mengemukakan bahwa penentuan sampel dalam penelitian kualitatif naturalistik sangat berbeda dengan penentuan sampel dalam penelitian konvensional kuantitatif. Penentuan sampel tidak didasarkan perhitungan statistik. Sampel yang dipilih berfungsi untuk mendapatkan informasi yang maksimum, bukan untuk digeneralisasikan. Poerwandari 2008 juga mengatakan bahwa dengan fokus penelitian kualitatif pada kedalaman dan proses, maka penelitian kualitatif cenderung dilakukan dengan jumlah kasus sedikit. Prosedur pemilihan subjek penelitian dalam penelitian kualitatif pada umumnya mengikuti beberapa kaidah, antara lain a. Diarahkan tidak pada jumlah sampel yang besar, melainkan pada kasus-kasus tipikal sesuai kekhususan masalah penelitian b. Tidak ditentukan secara kaku sejak awal, tetapi dapat berubah baik dalam jumlah, maupun karakteristik sampelnya, sesuai dengan pemahaman konseptual yang berkembang dalam penelitian c. Tidak diarahkan pada keterwakilan melainkan pada kecocokan konteks Berdasarkan penjelasan diatas, maka penentuan subjek penelitian dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan secara jelas dan mendalam. Berikut merupakan karakteristik dan jumlah subjek yang digunakan dalam penelitian 1. Karakteristik Subjek Subjek penelitian ini adalah Ibu rumah tangga yang bekerja dan menggunakan energi listrik di rumah 2. Jumlah Subjek Penelitian Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah ber-jumlah lima orang sebagai subjek dan informan dari masing-masing subjek satu orang Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian kali ini peneliti memilih jenis penelitian kualitatif maka data yang di-peroleh haruslah mendalam, jelas dan spesifik. Se-lanjutnya dijelaskan oleh Sugiyono 2012 bahwa pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil ob-servasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan aau triangulasi. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wa-wancara, dan dokumentasi. Observasi Observasi merupakan salah satu bentuk dari metode yang diartikan sebagai aktivitas atau kegiatan Psikostudia Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 71-81 75 mengamati perilaku individu atau objek penelitian yang direncanakan dan secara sistematis memilih tempat, prosedur dan pengukuran sebelum turun ke lapangan Arikutno, 2007. Dalam pengamatan ini peneliti mencatat, merekam, baik dengan cara ter-struktur maupun semi struktur aktivitas-aktivitas da-lam lokasi penelitian. Observasi atau pengamatan dilakukan dengan tujuan mendapatkan data dan suatu masalah secara visual sehingga diperoleh pemahaman terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Manfaat dari metode observasi yang dilakukan adalah untuk menilai kebenaran data dari kemungkinan adanya penimpangan atau biasa yang terjadi. Wawancara Wawancara dapat dipandang sebagai metode Wawancara adalah perbincangan yang menjadi sarana untuk mendapatkan informasi tentang sesuatu dengan tujuan adanya penjelasan atau pemahaman. Hasil wawancara merupakan suatu laporan subjektif tentang sikap seseorang terhadap lingkungan dan terhadap dirinya sendiri Arikunto, 2007. Wa-wancara dapat dilakukan face to face interview dengan partisipan, mewawancarai mereka dengan bertemu secara langsung, atau terlibat dalam focus group interview yang terdiri dari tiga sampai empat partisipan per kelompok. Wawancara dilakukan terhadap subjek penelitian, dan informan. Metode wawancara yang dilakukan adalah bentuk wawancara langsung dengan cara peneliti bertatap muka langsung dengan subjek dan informan, dengan kategori wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstuktur merupakan wawancara dimana pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan oleh interviewer merupakan pertanyaan yang sifatnya aksidental sesuai dengan suasana ketika wawancara berlangsung, akan tetapi berpegangan pada pedoman dan arah wawancara yang telah di buat Moleong, 2012. Dokumentasi Arikunto 2007 menyatakan dibanding dengan metode lain, maka metode ini agak tidak begitu sulit dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode doku-mentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati. Dalam penelitian ini dilakukan dokumentasi berupa materi audio menggunakan voice recorder. Teknik Analisis Data Metode analisis data kualitatif memiliki beberapa prosedur yang baku. Langkah-langkah yang diambil dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Hu-berman 2009 adalah sebagai berikut Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari berbagai sumber antara lain buku-buku yang rel-evan, informasi dan keterangan berupa pendapat, tanggapan, serta pandangan yang diperoleh dari in-forman. Sedangkan pengumpulan data melalui teknik wawancara. Data dikumpulkan oleh peneliti merupa-kan data-data yang dapat menunjang penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Dalam hal ini adalah data ten-tang bagaimana persepsi remaja mengenai pendidi-kan seks. Reduksi Data Reduksi data adalah proses pemilihan, pemfokusan dan penyederhanaan data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data yang relevan dengan masalah yang diteliti. Setelah data terkumpul dari hasil pengamatan, wawancara, catatan lapangan, serta bahan-bahan data lain yang ditemukan di lapangan dikumpulkan dan diklasifikasikan dengan membuat catatan-catatan ringkasan, mengkode untuk menyesuaikan menurut hasil penelitian. Data yang telah disederhanakan dan dipilih kemudian disusun secara sistematis ke dalam suatu unit dengan sifatnya masing-masing data dengan menonjolkan hal-hal yang bersifat pokok dan penting. Unit-unit data yang telah terkumpul dipilah-pilah kembali dan dikelompokkan sesuai dengan kat-egori yang ada sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas dari hasil penelitian. Penyajian Data Penyajian data adalah penyajian data ke dalam sejumlah matriks yang sesuai. Matriks-matriks pen-yajian data tersebut digunakan untuk memudahkan pengkonstruksian dalam rangka menentukan, me-nyimpulkan dan menginterpretasikan data. Selain itu juga berfungsi sebagai daftar yang bisa secara ringkas dan cepat menunjukkan cakupan data yang telah dik-umpulkan, bisa dianggap masih kurang atau belum lengkap, dapat segera dicari kembali datanya pada sumber yang relevan. Data yang sudah dikelompok-kan dan sudah disesuaikan dengan kode-kodenya, kemudian disajikan dalam bentuk tulisan deskriptif agar mudah dipahami secara keseluruhan dan juga dapat menarik kesimpulan untuk melakukan penganalisisan dan penelitian selanjutnya. Kesimpulan atau Verifikasi Hasil penelitian yang telah terkumpul dan terangkum harus diulang kembali dengan mencocokkan pada re-duksi data dan penyajian data, agar kesimpulan yang telah dikaji dapat disepakati untuk ditulis sebagai laporan yang memiliki tingkat kepercayaan yang benar. Psikostudia Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 71-81 76 Teknik Keabsahan Data Keabsahan data dalam sebuah penelitian kualitatif sangat penting. Melalui keabsahan data kredibilitas kepercayaan penelitian kualitatif dapat tercapai. Yin 2014 mengajukan empat kriteria keabsahan data yang diperlukan dalam suatu penelitian pendekatan kualitatif. Empat hal tersebut adalah sebagai berikut Keabsahan Konstruk Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastian bahwa yang berukur benar- benar merupa-kan variabel yang ingin diukur. Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses trian-gulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding ter-hadap data itu. Menurut Sugiyono 2017, terdapat tiga jenis triangu-lasi, yakni a. Triangulasi Sumber Triangulasi sumber untuk mengkaji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. b. Triangulasi Teknik Triangulasi teknik untuk mengkaji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misal data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi. c. Triangulasi Waktu Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wa-wancara di siang hari pada saat narasumber tidak sibuk dengan orang yang ingin berobat, belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid sehingga kredibel. Pengujian keabsahan data dapat dilakukan dengan cara melakukan pen-gecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang hingga sampai ditemukan kapasitas datanya. Keabsahan Internal Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Ke-absahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan interpretasi yang tepat. Aktivitas dalam melakukan penelitian kualitatif akan selalu berubah dan tentunya akan mempengaruhi hasil dari penelitian tersebut. Walaupun telah dil-akukan uji keabsahan internal, tetap ada kemung-kinan munculnya kesimpulan lain yang berbeda. Keabsahan Eksternal Keabsahan ekternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian kualitatif memiliki sifat tidak ada kesimpulan yang pasti, penelitiaan kualitatif tetapi dapat dikatakan memiliki keabsahan ekternal terhadap kasus-kasus lain selama kasus ter-sebut memiliki konteks yang sama. Reliabilitas Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitian berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang penelitian yang sama, sekali lagi. Dalam penelitian ini, keajegan mengacu pada kemungkinan peneliti selanjutnya me-meperoleh hasil yang sama apabila penelitian dil-akukan sekali lagi dengan subjek yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa konsep keajegan penelitian kualitatif selain menekankan pada desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan pengolahan data. 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Wawancara Ketika melakukan wawancara dengan subyek penelitian, peneliti melakukan wawancara dan berinteraksi sesering mungkin dengan subyek untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat mengenai apa yang hendak diungkap dalam penelitian ini. Sebe-lum dilakukan wawancara peneliti melakukan pen-dekatan dengan subyek penelitian serta mencari secara acak subyek penelitian sesuai dengan karakter-istik subyek yang diperlukan. Dalam proses wawancara, subyek menjawab semua pertanyaan yang diajukan peneliti dengan lancar tanpa adanya hambatan komunikasi. Psikostudia Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 71-81 77 Sikap Terhadap Kampanye Hemat Listrik Tabel 1. Hasil wawancara aspek dari variabel kampanye hemat listrik Menyadari pentingnya menghemat pemakaian listrik namun tidak men-gaplikasikannya dalam ke-hidupan sehari -hari. Berpikir bahwa orang lain lebih bo-ros terhadap pemakaian listrik Menyadari namun malas untuk melakukannya dan terkadang lupa. Mengetahui cara untuk menghemat listrik Kurangnya pemahaman terhadap penghematan listrik. Mengetahui cara ter-sebut namun mem-ilih untuk acuh ter-hadap lingkungan. Melaksanakan tindakan un-tuk menghemat listrik. Tidak perduli dengan penggunaan listrik anggota keluarga lain Sengaja tidak melakukan penghe-matan listrik karena adanya keyakinan. Efisiensi energi Tabel 2. Hasil wawancara aspek dari variabel efisiensi energi baik Proses de-sain terin-tegrasi Desain rumah me-nyebabkan penggunaan energi digunakan secara berlebihan Tidak memiliki ventilasi dan jen-dela yang me-madahi sehingga pencahayaan ku-rang baik Memiliki bangunan rumah yang terbuat dari kayu namun pada beberapa ru-angan tidak mem-iliki jendela Bangunan beton membuat suhu ru-angan menjadi lebih panas Letak bangunan yang kurang strate-gis karena tertutup oleh bangunan lain Pilihan ma-terial dan teknologi Pemilihan material, alat dan barang yang tidak efisien Penempatan ba-rang-barang yang kurang baik Menggunakan lampu dengan watt kecil Mengutamakan ba-rang elektronik bukan berdasarkan faktor kehema-tannya Cuaca mempengaruhi pemakaian energi listrik Menggunakan lampu saat siang hari dan pendingin ruangan meskipun hujan Tetap menyalakan pendingin ruangan meskipun cuaca se-dang dingin Operasional perawa-tan barang-barang ja-rang dilakukan Membiarkan tv maupun barang-ba-rang elektronik lainnya tetap menyala meskipun tidak digunakan Tidak dapat me-manfaatkan penggunaan jendela Menggunakan jendela untuk mendapat-kanudara segar dan pencahayaan Kesadaran dan kepedu-lian Memiliki kesadaran dan kepedulian ter-hadap efisiensi en-ergi namun tidak di-wujudkan dalam suatu perbuatan konkret Menyadari bahwa beban biaya listrik terlalu banyak Menunjukkan kepedulian hanya ketika meng-ingatnya. Namun la-bih banyak merasa malas Sadar bahwa telah melakukan pem-borosan dalam penggunaan listrik namun tidak melakukan apapun Psikostudia Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 71-81 78 Pembahasan Perilaku masyarakat dalam melakukan hemat energi listrik ditentukan oleh karakteristik dari masyarakat itu sendiri. Perilaku tersebut juga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang ada pada masyara-kat. Kesadaran seseorang dalam proses berpikir akan membentuk pola berpikir yang positif, serta dapat bertanggung jawab akan keadaan lingkungannya yang dapat dilakukan dengan tindakan merawat, melindungi, menjaga, dan melestarikan alam. Kesadaran dan tanggung jawab masyarakat yang be-ragam dikarenakan karakteristik seseorang dan akses informasi yang didapat berbeda-beda. Perilaku juga di tentukan oleh norma personal seseorang dalam ke-hidupannya yang terbentuk karena kepribadian dan lingkungan sosial yang ada di sekitarnya. Terciptanya kesadaran, tanggungjawab, dan norma personal da-lam masyarakat dapat membentuk keinginan dari masyarakat untuk melakukan suatu tindakan yang positif yaitu untuk menghemat energi listrik. Penelitian ini mengangkat tema tentang kampanye hemat listrik terhadap efisiensi energi pada ibu rumah tangga yang bekerja pengertian mengenai kampanye hemat listrik adalah sebuah tindakan komunikasi kepada khalayak ramai yang bertujuan untuk mempengaruhi, mengajak, serta mendapatkan dukungan dalam upaya hemat energy listrik, sedangkan seruan atau ajakan dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media seperti media sosial, televise, Koran atau poster. Usaha kampanye itu sendiri bisa dilakukan oleh perorangan atau sekelompok yang terorganisir. Sedangkan pengertian efisiensi energy adalah Penghematan Pemakaian Tenaga Listrik. Penghematan terhadap energi bukan berarti mengurangi segala aktifitas terkait penggunaan energi yang berdampak pada pengurangan kualitas hidup, seperti kenyamanan dan produktifitas kerja. Melainkan melakukan penghematan energi dengan mengoptimalkan penggunaan energi sesuai dengan tingkat kebutuhan. Berikut ini pembahasan tentang factor-faktor yang mempengaruhi subyek dalam menggunakan energy listrik secara tidak efisien. 1. Subyek N Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan subyek N, factor-faktor yang mempengaruhi penggunaan listrik yang tidak efisien pada subyek N yang pertama factor penda-patan, subyek mengatakan bahwa pada saat itu subyek tinggal di rumah dinas sehingga ia tidak merasa membayar listrik dan menggunakannya semau subyek, sedangkan dirumah yang saat ini subyek mengeluhkan biaya pembayaran listriknya, namun ia tidak merubah perilakunya untuk lebih hemat dan efisien. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh pendapatan subyek yang mampu membayar biaya tagihan listrik meskipun mahal. Factor yang kedua adalah kurangnya kesadaran dan kepedulian terhadap peralatan elektronik yang dimiliki dan kesadaran untuk menjaga lingkungan, hal tersebut seperti yang dikatakan oleh subyek bahwa saat dirumah dinas AC selalu menyala bahkan sampai menetes-netes bocor dan subyek membiarkan hal tersebut terjadi selama subyek tinggal di rumah dinas. Subyek juga mengatakan bahwa ia mematikan peralatan listrik ketika ia mengingat untukberhemat, jika tidak maka peralatan tersebut dibiarkan menyala. Perilaku ter-sebut merupakan perilaku ketidakpedulian subyek terhadap lingkungan maupun peralatan elektronik. Subyek juga mengatakan bahwa desain rumahnya mempengaruhi karena pada rumah subyek bagian dapur tidak memiliki jendela hal tersebutlah yang menyebabkan subyek juga untuk terus menya-lakan lampu baik malam maupun siang hari. Tidak hanya desain rumah iklim juga mempengaruhi subyek terutama pada siang hari dan cuaca panas sehingga mempengaruhi untuk menyalakan semua peralatan seperti AC dan kipas angin. 2. Subyek S Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan subyek S, factor-faktor yang mempengaruhi penggunaan listrik yang tidak efisien pada subyek S yang pertama factor penda-patan, dimana subyek S merupakan seorang wirausaha sehingga ia merasa tidak keberatan da-lam membayar tagihan listrik meskipun menurut ia biaya tagihan listriknya mahal. Selain factor pendapatan factor lain yang mempengaruhi perilaku tidak efisien pada subyek S adalah factor dalam diri dimana subyek sering lupa untuk mematikan peralatan listriknya, hal ter-sebut terjadi secara berulang-ulang sehingga men-jadi sebuah kebiasaan subyek dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat subyek mengingat untuk me-matikan listrik terkadang subyek merasa malas un-tuk mematikan, hal tersebut biasanya terjadi pada subyek ketika ia sedang berada diluar rumah, subyek juga mengatakan ia sering ketiduran di de-pan TV dalam keadaan TV menyala dan tidak ada yang mematikan sampai akhirnya subyek merasa biasa saja dengan hal tersebut. Peralatan elektronik lainnya yang di biarkan menyala adalah lampu kamar dan kipas ia menga-takan bahwa mematikannya pada saat ia ingin me-matikannya jika tidak alat tersebut dibiarkan menyala. Selain itu desain rumah subyek juga mempengaruhi dimana subyek memiliki rumah Psikostudia Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 71-81 79 dan memiliki jendela namun jendela tersebut tidak bisa dibuka. Subyek juga mengatakan bahwa iklim mempengaruhi pada saat mendung ia akan lebih sering menyalakan lampu dan pada saat musim panas ia akan lebih sering untuk menyalakan kipas. 3. Subyek I Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan subyek I, factor-faktor yang mempengaruhi penggunaan listrik yang tidak efisien pada subyek I yang pertama factor demo-grafi, factor demografi merupakan factor yang meliputi jumlah anggota rumah tangga, usia kepala rumah tangga, jenis kelamin kepala rumah tangga, dan status perkawinan. Subyek menga-takan bahwa saat anggota keluarganya berkumpul maka penggunaan energy juga meningkat, selain banyaknya anggota keluarga usia juga mempengaruhi pemakaian sehingga pada saat berkumpul keluarga ia tidak dapat menghemat en-ergy listrik. Factor kedua adalah kurangnya kesadaran diri pada subyek, pada saat dilakukan wawancara subyek mengatakan bahwa ia sudah berhemat, na-mun pengeluaran biaya pembayaran listrik tetap sama dan tidak ada perubahan, hal ini dikarenakan perasaan subyek yang mengatakan bahwa ia telah berhemat namun perilakunya tetap sama dalam menggunakan listrik. 4. Subyek A Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan subyek A, factor-faktor yang mempengaruhi penggunaan listrik yang tidak efisien pada subyek A yang pertama factor penda-patan, dimana subyek merasa tidak membayar tagihan listrik karena yang menanggung biaya ter-sebut adalah suaminya selain itu subyek menga-takan bahwa ia memiliki peralatan elektronik ya memang untuk digunakan, hal ini juga karena ku-rangnya rasa kepedulian terhadap alat elektronik yang dimiliki. Factor yang kedua adalah factor demografi dimana menurut subyek penggunaan energi listrik akan se-makin meningkat jika semakin banyak anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Factor ketiga yaitu factor kepercayaan, dimana subyek percaya dengan orang pintar yang mengatakan bahwa mahluk-mahluk halus akan berdatangan ke-rumahnya jika rumah tersebut gelap. Karena adanya hal tersebut membuat subyek selalu menyalakan lampu baik malam maupun siang hari. Factor keempat yang pempengaruhi adalah factor bangunan lama dimana rumah subyek merupakan rumah panggung. Penuturan dari subyek tentang rumah yang ditinggali saat ini memiliki pelapon yang kurang tinggi. sehingga memang harus menyalakan lampu meski disiang hari Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dil-akukan pada keempat subyek dan keempat informan, peneliti menemukan bahwa mereka sudah melihat kampanye maupun iklan yang menghimbau untuk hemat energi listrik namun tidak merespon atau mem-perdulikan adanya himbauan tersebut sehingga mereka tetap menggunakan listrik secara tidak efisien, setelah diakukan wawancara mendalam, faktor yang menyebabkan mengapa ibu rumah tangga yang bekerja tidak menggunakan listrik secara efisien di sebabkan oleh beberapa factor berikut, dari keem-pat subyek yang memenuhi factor-faktor tersebut adalah 1. Faktor pendapatan Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan keempat subyek, subyek yang memenuhi factor pendapatan adalah subyek N, subyek S, dan subyek A. Mereka mengatakan bahwa tidak me-rasa terbebani dengan biaya pembayaran listrik selama ini, sehingga membuat mereka menjadi ke-biasaan dalam menggunakan energi secara boros atau tidak efisien. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan informan bahwa yang membayar untuk tagihan listrik adalah sang suami, mereka juga lebih sering mengunakan listrik semau mereka, demi mendapatkan kenyaman. 2. Faktor demografi Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan keempat subyek, subyek yang memenuhi factor demografi adalah subyek I dan A. mereka menyatakan bahwa yang mempengaruhi mereka dalam menggunakan energy listrik adalah factor demografi yang didalamnya mencakup jumlah anggota keluar, dan usia dari setiap anggota, ka-rena semakin dewasa semakin meningkat pemakaian energy listriknya, begitupun dengan jumlah anggota keluarga, semakin banyak anggota keluarga maka semakin banyak juga pemakaiannya. 3. Faktor kepercayaan Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan keempat subyek, subyek yang memenuhi factor kepercayaan adalah subyek A, ia menga-takan bahwa pemakaian listrik yang tidak efisien pada dirinya karena adanya faktor kepercayaan. Subyek mengatakan bahwa jika rumah gelap bisa saja mengundang mahluk halus, sehingga untuk menghindari hal tersebut ia lebih sering menya-lakan lampu dari pada mematikan lampu. Hal tersebut juga didukung dengan pernyataan sang suami bahwa lampu yang ada dirumahnya Psikostudia Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 71-81 80 memang tidak pernah di matikan karena adanya hal-hal yang primitive, sehingga keluar subyek percaya dan tetap menyalakan lampu di siang hari. 4. Faktor internal Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan keempat subyek, subyek yang memenuhi factor internal atau factor dalam diri adalah subyek N, subyek S dan subyek I, mereka mengatakan bahwa penggunaan energy yang kurang efisien disebabkan juga oleh factor internal, seperti factor malas dan kebiasaan menurut penuturan dari subyek S ia sering tidak efisien karena lupa se-hingga ia malas untuk kemabali dan mematikan lampu tersebut. Adanya perilaku tersebut mem-bentuk perilaku dari subyek S menjadi kebiasaan tidak mematikan peralatan listriknya. Sedangkan hasil wawancara yang dilakukan dengan subyek I menyatakan bahwa ia merasa su-dah berhemat dari pada penggunaan ibu rumah tangga yang lain, hal tersebut juga membuat subyek biasa saja terhadap energy yang digunakan. 5. Kurangnya kesadaran dan kepedulian Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan keempat subyek subyek yang memenuhi factor Kurangnya rasa kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan adalah subyek N, subyek S dan subyek I, hal tersebut seperti yang dikatakan oleh subyek N bahwa ia tidak merasa membayar listrik pada saat dirumah dinas sehingga sering menggunakan listrik secara berlebihan seperti pemakaian AC yang tidak pernah mati dalam 24 jam setiap harinya walau pun ia tidak berada diru-mah atau pun sedang bekerja. Sedangkan subyek S ia tidak merasa membayar tagihan listrik karena untuk pembayaran listrik suaminya yang menanggung, begitupun dengan subyek I dimana ia merasa telah berhemat, namun perilaku yang ditunjukan selama ini tetap sama, dan pembayaran tagihan listrik pun sama. Dari penjelasan diatas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan energy listrik pada ibu rumah tangga yang bekerja, maka dapat disimpulkan bahwa adanya faktor pendapatan, faktor demografi, faktor kepercayaan, faktor bangunan tradisional, faktor internal yang meliputi faktor malas dan kebia-saan. Serta yang terakhir adalah faktor kurangnya rasa peduli terhadap lingkungan, sehingga mempengaruhi dalam pemakaian energy listrik secara tidak efisien. 5 PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian melalui analisis kualitatif yang telah dilakukan pada ibu ru-mah tangga yang bekerja dengan judul kampanye hemat listrik terhadap efisiensi energi di rumah tangga, maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut 1. Dari hasil analisis tersebut kebanyakan ibu rumah tangga sudah melihat kampanye maupun iklan yang menghimbau untuk hemat energi listrik na-mun tidak merespon atau tidak memperdulikan adanya himbauan tersebut sehingga mereka tetap menggunakan listrik secara tidak efisien. Hal ter-sebut dikarenakan kurang efektifnya kampanye atau tayangan iklan sehingga tidak dapat mempengaruhi ibu rumah tangga dalam menggunakan energy listrik. 2. Peneliti telah melakukan wawancara yang men-dalam terhadap subyek, dan setelah di analisis maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan listrik secara tidak efisien adalah adanya faktor pendapatan, faktor demografi, faktor kepercayaan, faktor bangunan tradisional, faktor internal yang meliputi faktor malas dan kebiasaan. Serta yang terakhir adalah factor kurangnya rasa peduli terhadap lingkungan, sehingga mempengaruhi dalam pemakaian energi listrik secara tidak efisien. Saran Berdasarkan dalam penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan adalah 1. Bagi ibu rumah tangga Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Ibu rumah tangga banyak yang menggunakan energi listrik secara tidak efisien oleh karena itu disaran kan untuk mulai menggunakan energi dengan hemat dan menanamkan perilaku efisiensi energi sebagai upaya peduli terhadap lingkungan sekitar. 2. Bagi peneliti Bagi penelitian selanjutnya peneliti dapat mengembangkan penelitian ini dengan menam-bahkan jumlah variable yang lebih banyak dan menambahkan faktor lain yang dapat mempengaruhi penggunaan energi baik pada ibu rumah tangga maupun anggota keluarga lainnya. Serta memperluas penelitian baik disektor rumah tangga, pemerintahan maupun disektor industri. Psikostudia Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 71-81 81 6 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S., 2007, Prosedur Penelitian Suatu Pen-dekatan Praktek Edisi Revisi VI hal 134, Rineka Apta, Jakarta Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian Suatu Pen-dekatan Praktik. Edisi Revisi. Rineka Cipta Ja-karta Ardiansyah, Azwar. 2013. Kampanye Hemat Energi Listrik Melalui PT. PLN Distribusi Jawa Timur Karya Desain grafis Di Kota Surabaya. Jurnal visual Art. 1125-30 Azwar, S. 2011. Metode Peneletian. Pustaka Pelajar Yogyakarta Bhattacharjee, S. & Reichard, G. 2011. Socio-Eco-nomic Factors Affecting Individual Household Energy Consumption A Systematic Review. Proceeding soft the ASME 2011 5th International Conference on Energy Sustainability, Washing-ton, DC, USA. The American Society of Mechan-ical Engineers ASME 7-10 Bodach, Susanne, J. Hamhaber. 2010. Energy Effi-ciency in Social Housing Opportunities and Bar-riers. Journal A Case Study in Brazil, Energy Policy. 38127898-7910 Creswell W. Jhon. 2013. Research Design Pendeka-tan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Pustaka Pelajar Yogyakarta Elkan, W. 1988. Alternatives to Fuelwood in Afri-can Towns. Journal World Development, 164, 527–533. Handayani, Efisiensi Energi dalam Rancang Bangunan. Jurnal Spektrum Imami Nur Rachmawati. 2007. Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif Wawancara. Jurnal keperawatan Indonesia. 11135-40 Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kuantitatif dan Kualitatif. GP Press Jakarta Kotler P. 2010. Marketing Dian Wulandari, Pen-erjemah. Erlangga Jakarta Kotler, Philip and Lee Nancy. 2008. Social Market-ing; Influencing Behaviors for Good, Third Edi-tion. California Sage Publications, Inc. Kementerian ESDM. 2008. The Study on Energy Conservation and Efficiency Improvement in the Republic of Indonesia. Join with JICA –MEMR Republic of Indonesia McQuail, Denis. 1989, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Erlangga. Jakarta Milles, Matthew B. & A Michael Huberman. 2009. Analisis Data Kualitatif. UI-Perss Jakarta Misnawati, Indah Tri. 2013. Strategi Komunikasi Pada Kampanye Perlindungan Orangutan oleh LSM Centre for Orangutan Protection COP di Samarinda, Kalimantan Timur. Journal lmu Komunikasi. 14135-149. Mowen, John C, and Minor Michael. 2002. Perilaku Konsumen Jilid 1, Edisi Kelima. Penerbit Er-langga Jakarta Nazera. Muhammad, dan Hefrizal Handraa. 2016. Analisis Konsumsi Energi Rumah Tangga Perkotaan di Indonesia Periode Tahun 2008 dan 2011. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indo-nesia. 162141-153. Nuradi. 1996. Kamus Istilah Periklanan Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Perusahaan Listrik Negara Persero. Buku Statistik PLN 2013. Dapat diakses di http//www. Poerwandari, K. 2007. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. JakartaPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Prianto, E. 2016. Audit Energi Pada Rumah Tinggal Ber Arsitektur Konvensional dan Modern. Jurnal PPKM. II 121-135 Prianto, E, 2007. Rumah Tropis Hemat Energi Ben-tuk Keperdulian Global Warming. Jurnal RIPTEK. 111-10. Rogers, E. M., & Storey J. D. 1987. Communication Campaign. Dalam C. R. Berger & Chaffe Eds., Handbook of Communication Science, New Burry Park; Sage. Ruslan, Rosady. 1997. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. PT. Rajagrafindo Persada Ja-karta Sovacool, Dhakal, S., Gippner, O., dan Bam-bawale, 2011, Halting Hydro A Review of The Social-Technical Barriers to Hydroelectric Power Plants in Nepal, Energy. 36.363468-3476 Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi Mixed Methods. Alfabeta Bandung Walker, W. 1985. Information Technology and the Use of Energy. Journal Energy Policy. 135458–476. Yin, Robert K., 2014, Studi Kasus Desain & Metode, Rajawali Pers, Jakarta. ... Rumah tangga dengan tingkat pendapatan yang tinggi mampu untuk membayar biaya tagihan listrik dalam rumah tangga meskipun mahal biaya yang dikeluarkannya. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tingginya tingkat pendapatan rumah tangga maka akan semakin tinggi intensitas penggunaan energi listriknya yang dicerminkan dengan mahalnya biaya listrik yang dikeluarkan Fitriani et al., 2019. Fitriani et al., 2019. ...... Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tingginya tingkat pendapatan rumah tangga maka akan semakin tinggi intensitas penggunaan energi listriknya yang dicerminkan dengan mahalnya biaya listrik yang dikeluarkan Fitriani et al., 2019. Fitriani et al., 2019. ...... Hasil regresi linear berganda menunjukkan bahwa pada awalnya variabel usia KRT berpengaruh negatif dan signifikan, namun setelah dilakukannya transformasi kuadratik pada variabel usia KRT yang bertujuan untuk menyamakan nilai parameternya, maka variabel usia KRT menjadi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap intensitas penggunaan energi listrik sektor rumah tangga perkotaan di Sumatera Barat. Hasil temuan pada penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Fitriani et al., 2019 yang menyatakan bahwa semakin bertambah usia KRT maka akan semakin meningkat penggunaan energi listriknya. Hal ini mungkin disebabkan karena semakin lamanya waktu yang dihabiskan dalam berkegiatan didalam rumah sehingga intensitas penggunaan energi listrik dalam rumah tangga meningkat. ...Sabri Sabri Joan MartaSelli NelondaThis study analyzes the socio-economic effect on the efficiency of electrical energy use in the urban household sector in West Sumatra Urban Area Case Study in 2020. The results of this study explain that the variables of per capita expenditure, education, employment status, age, and communication technology have a positive effect on the intensity of electrical energy use. While the variable of building ownership status is the only variable that has a negative effect on the intensity of electricity use in the urban household sector in West Sumatra. The decrease in the intensity of the use of electrical energy in the urban household sector in West Sumatra reflects the condition of efficiency in the use of electrical energy. On the other hand, the increase in the intensity of use of electrical energy in the urban household sector in West Sumatra reflects conditions in the efficient use of electrical energy.... The existence of electrical energy in people's lives is an important factor that supports the rapid development of life today Fitriani et al., 2019. Based on World Bank data, in 2014, the average Indonesian population used 800 kWh of electrical energy per year IEA Statistics, 2014. ...... Higher than the Philippines, Cambodia and Myanmar. The use of electricity that is not wise will certainly have an impact on Step of the Research, which will also have an impact on the depletion of energy supplies Fitriani et al., 2019;Sakah, 2019. ...Fachri HidayahFitriyyatul Muslihah Indri NuraidaMuhammad AzizThe used of electricity from year to year is increasing. One of the alternative to power plants with abundant availability is wood waste. The aims of this study is to 1 design a wood waste PLTU prototype as an alternative biomass-based energy resource and an effort to reduce wood waste, 2 describe the calorific value, the resulting electrical voltage, and the duration of the lamp flame generated from wood waste fuel. Teak Tectona grandis, surian wood waste Toona sureni, and a mixture of both. This descriptive research includes 3 stages, which is analysis, design, and testing. Through this research, a prototype of a wood waste steam power plant was successfully designed by utilizing biomass waste fuel. The results showed that the calorific value, the resulting electrical voltage, and the resistance time of the lamp varied in the wood samples used. This indicates that the wood samples used have the potential to be used as an alternative to biomass-based energy resources.... Energi listrik sulit untuk mengalami pembaruan karena semakin terbatasnya jumlah bahan bakar fosil . Sehingga setiap masyarakat diharapkan bijak dalam penggunaan listrik Permatasari et al, 2018. Listrik yang dialirkan pada setiap rumah terdiri dari sebuah sambungan jaringan listrik hingga ke atap rumah konsumen melalui tiang listrik. ...I Ketut MahardikaSinggih BaktiarsoRoifatul MasrurohSri HandayaniDalam kehidupan modern, listrik menjadi salah satu kebutuhan yang utama untuk menunjang aktivitas manusia setiap harinya. Namun dalam penggunaannya, sering kali terjadi pemborosan akibat pemasangan lampu yang memiliki daya listrik yang tinggi. Semakin besar daya yang dibutuhkan oleh lampu untuk menyala maka energi listrik yang dihasilkan juga semakin besar sehingga hal ini menyebabkan terjadinya lonjakan dalam tagihan listrik. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan yaitu metode eksperimen secara kuantitatif yang datanya bersumber dari data primer atau data yang didapat dalam penelitian secara langsung. Hasil dari penelitian ini yaitu penggunaan Elco pada lampu led mampu menurunkan daya listrik pada sebuah lampu dengan tegangan yang sama. Ukuran kapasitor juga mempengaruhi presentase penurunan daya pada lampu led. Semakin besar kapasitornya maka daya yang dihasilkan semakin kecil. Kesimpulannya elco mampu mengurangi daya listrik pada sebuah lampu led pada tegangan 400 volt meskipun nyala lampu yang dihasilkan pada ketiga kapasitor berbeda.... Energi listrik merupakan kebutuhan dasar manusia untuk menunjang aktivitas ekonomi, pendidikan dan sosial dalam kehidupan masyarakat Fitriani et al., 2019;Putri & Sari, 2014. Aktivitas manusia dalam segala aspek hampir seluruhnya selalu didukung oleh peralatan elektronik. ...Khusniyati MasykurohDara FatmilatunPerilaku hemat energi perlu ditanamkan pada anak usia dini, namun media pembelajaran terkait materi tersebut masih terbatas. Berdasarkan masalah tersebut, diperlukan media pembelajaran berupa video animasi yang dapat menanamkan perilaku hemat energi listrik pada anak usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media video animasi hemat energi listrik pada anak usia dini agar anak usia dini paham mengenai pentingnya perilaku hemat energi listrik. Studi ini menggunakan Penelitian dan Pengembangan atau biasa disebut R&D dengan model ADDIE. Validitas media pembelajaran video animasi diuji serta dinilai oleh ahli materi, ahli media, guru dan orangtua kelas A TK Tahfidz YAMABI Buaran. Hasil presentase dari ahli materi mendapatkan skor 92% dengan kategori “sangat valid”, presentase dari ahli media dengan skor 94% dengan kategori “sangat valid”,. Selanjutnya hasil uji coba media video animasi dari guru TK Tahfidz YAMABI mendapat skor sebesar 94% dengan kategori “sangat valid”, kemudian penilaian dari 12 orang tua siswa memperoleh presentase skor sebesar 93% dengan kategori “sangat valid”. Berdasarkan hasil uji validasi dan uji kelayakan tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran video animasi tentang hemat energi listrik dapat dikategorikan “sangat valid” dan layak digunakan sebagai media pembelajaran untuk anak usia dini.... Mengendalikan penggunaan energi penting diperhatikan, dan dilakukan secara kontinyu untuk keberlangsungan pemanfaatan energi secara merata. Energi yang utama digunakan oleh masyarakat umum terutama rumah tangga salah satunya listrik, untuk kebutuhan sehari-hari, menyalakan peralatan listrik dan mengoptimalkan kebutuhan, Fitriani et al., 2019 energi listrik digunakan untuk mempermudah aktivitas dalam rumah tangga sehari-hari seperti mencuci, menyetrika, memasak, menonton, dan lain sebagainya. Yuliani, Febri, 2014 juga menyatakan masih ada kendala dalam persepsi publik dan kurangnya sosialisasi penghematan energi. ... Johni Paul Karolus PasaribuThe purpose of this research is to measure people's purchasing power in the use of electrical energy with household involvement and economy. The research method using clusters and using a questionnaire as a medium to collect information, the sample used is 100 households. The results of the study show that only purchasing power in the price is significant in the household economy, prices and income are significant in the involvement, significant involvement in the household economy. Indirectly only prices and income in purchasing power are significant to the household economy through the involvement of management and use of electrical energy. Imami RachmawatiAbstrakAda beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yang paling sering digunakan adalah wawancara. Artikel ini menggambarkan wawancara sebagai metode pengumpulan data termasuk jenis wawancara, jenis pertanyaan, lama waktu wawancara, dan prosedur melakukan wawancara. Tujuan penulisan artikel ini adalah memperkenalkan metode wawancara kepada pembaca agar dapat menentukan metode wawancara sesuai dengan metodologi penelitian dan melakukannya dengan benar. AbstractThere are several data collecting methods in the qualitative research, most common used namely interview. This article describes interview as a collecting data method including the various form of interviewing, the type of questions, interviewing duration, and a series of steps in interviewing procedures. The aim of this article is introduce interview methods to the readers in order to obtain method appropriately to the metodology of the research and conducting this method paper investigates the energy efficiency in a segment of the building sector in emerging countries by analyzing and evaluating the energy efficiency of a social housing project in Brazil. Energy efficiency measures and bioclimatic design strategies are developed in order to improve thermal comfort in this social housing project and to reduce the energy consumption and expenses of their residents. The institutional barriers and constraints toward higher efficiency are described. The results of this study show that there is a high potential to increase energy efficiency in social housing in emerging countries like Brazil. The implementation and consideration of the energy efficiency measures and policy recommendations would contribute substantially to the goal to dampen the fast growth of energy demand in these countries. Moreover the improvement of energy efficiency in the social housing sector could be a driver for market transformation towards more sustainability in the whole building Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI hal 134S ArikuntoArikunto, S., 2007, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI hal 134, Rineka Apta, JakartaProsedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi RevisiS ArikuntoArikunto, S. 2010. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Rineka Cipta JakartaKampanye Hemat Energi Listrik Melalui PT. PLN Distribusi Jawa Timur Karya Desain grafis Di Kota SurabayaAzwar ArdiansyahArdiansyah, Azwar. 2013. Kampanye Hemat Energi Listrik Melalui PT. PLN Distribusi Jawa Timur Karya Desain grafis Di Kota Surabaya. Jurnal visual Art. 1125-30Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Pustaka Pelajar Yogyakarta ElkanW CreswellJhonCreswell W. Jhon. 2013. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Pustaka Pelajar Yogyakarta Elkan, W. 1988. Alternatives to Fuelwood in African Towns. Journal World Development, 164, Energi dalam Rancang BangunanTeti HandayaniHandayani, Efisiensi Energi dalam Rancang Bangunan. Jurnal Spektrum Penelitian Pendidikan dan Sosial Kuantitatif dan KualitatifIskandarIskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kuantitatif dan Kualitatif. GP Press JakartaThe Study on Energy Conservation and Efficiency Improvement in the Republic of IndonesiaP KotlerKotler P. 2010. Marketing Dian Wulandari, Penerjemah. Erlangga Jakarta Kotler, Philip and Lee Nancy. 2008. Social Marketing; Influencing Behaviors for Good, Third Edition. California Sage Publications, Inc. Kementerian ESDM. 2008. The Study on Energy Conservation and Efficiency Improvement in the Republic of Indonesia. Join with JICA -MEMR Republic of Indonesia
Tipshemat dengan membuat perencanaan keuangan akan membuat pengeluaran uangmu lebih terkendali. Selain itu, kamu juga bisa meningkatkan pemasukan dengan mulai berinvestasi. Tidak perlu harus memulai investasi dalam jumlah besar, karena di KoinWorks kamu bisa mulai berinvestasi mulai dari Rp. 100 ribu saja.
Banyak individu yang mengalami kesulitan dalam hal keuangan pribadi. Utamanya pada hal yang paling sederhana dan paling dasar yaitu, mengelola arus uang masuk dan keluar. Ini seringkali disebabkan oleh berbagai hal, baik itu gaya hidup yang tidak seimbang dan boros, keyakinan yang salah tentang uang dan kekayaan termasuk juga masalah hutang, pembelian produk investasi yang salah, trauma keuangan dan sebagainya. Persoalan-persoalan keuangan semacam ini, mungkin bisa saja diabaikan semasa seseorang belum menikah atau single. Tetapi hal itu dapat menjadi bencana ketika telah membina hubungan rumah tangga terlebih jika telah dikarunia momongan. Namun hal itu setidaknya jangan menjadi satu alasan untuk semakin tertekan dan menjadi stress, yang mana hal ini sendiri bukan akan mengarahkan kita pada penyelesaian persoalan keuangan yang melkamu rumah tangga kita, malahan akan semakin memperburuk keadaan. Untuk membantu kamu dalam mengelola keuangan keluarga, berikut kami sajikan rangkuman tentang 50 cara hidup hemat dalam rumah tangga yang mungkin bisa menjadi salah satu sumber inspirasi dalam menghemat pengeluaran untuk menuju kesejahteraan keluarga dan masa depan yang lebih cerah. Bingung cari tabungan terbaik? Cermati solusinya! Bandingkan Tabungan Terbaik Sekarang! 1. Kapan Terakhir Kali Pergi ke Pasar? Membuka tips kali ini dengan sebuah pertanyaan sederhana, “kapan terakhir kali kamu pergi ke pasar?”. Ini adalah salah satu pertanyaan yang berujung pada solusi penghematan keuangan yang cukup signifikan. Mungkin ini era dimana kemudahan berbelanja lewat ritel dan convenience store yang banyak bertebaran dan menawarkan segala kebutuhan yang berpadu dengan kenyamanan. Tapi tahukah bahwa, pasar –dalam hal ini pasar tradisional-masih menjadi salah satu solusi berbelanja yang menawarkan lebih banyak pilihan dengan lebih banyak penjual dan harga flat yang cukup membantu diet keuangan kamu. Sekedar catatan, mungkin kenyamanan bukan termasuk faktor yang diperhitungkan di pasar-pasar tradisional di Indonesia, tapi setidaknya kamu bisa menemukan beragam kebutuhan dengan harga murah yang masih bisa ditawarkan. 2. Simpan Recehan Di waktu kecil kita mungkin pernah sangat terbiasa untuk menyimpan recehan kita. Lewat celengan beraneka bentuk kita sebenarnya telah dilatih untuk membiasakan diri dalam menyimpan dan memperhatikan uang yang kita miliki hingga pecahan yang terkecil. Yakinkan seluruh anggota keluarga kamu untuk melakukan hal yang sama kini dan perhatikan efek positif yang timbul dalam beberapa waktu dengan kebiasaan tersebut. 3. Online, Offline Manfaatkan konsumsi internet atau kegiatan kamu sebagai salah satu saran pengembangan ekonomi keluarga yang berkesinambungan. Kamu mungkin bisa menjual benda yang tidak terpakai di toko toko online yang dapat mendaftar secara gratis, bergabung dengan grup jual beli, atau mungkin mencoba berbelanja beberapa barang secara online. Ini tentu menjadi salah satu alternatif pemasukan yang mudah dan tepat guna bagi kegiatan online. 4. Kurangi Makan di Luar Tahukah kamu bahwa saat ini pengeluaran untuk makan siang bisa mencapai Rp 35 - 50 ribu untuk sekali makan di cafe atau resto, bahkan lebih. Membawa bekal dari rumah bisa menjadi solusi pengeluaran makan siang bagi kamu yang bekerja di kantor atau di luar rumah. Ini dapat meningkatkan kemampuan menabung dan berhemat kamu, dan lebih sehat tentunya. 5. Menu Bersama Masih untuk kamu para pekerja kantor yang biasa makan diluar saat siang hari di jam kerja. Kamu bisa mulai memikirkan untuk melakukan manajemen makan siang informal dengan membeli menu bersama dalam bentuk paket yang biasa ditawarkan oleh resto atau jasa catering yang kini banyak bertebaran. Selain ini bisa menjadi solusi untuk menu yang sering terlalu besar untuk dimakan sendiri, ini juga bisa meningkatkan kedekatan dengan kolega dan teman-teman kantor kamu. 6. Jadikan Hobi kamu sebagai investasi yang menyenangkan Bagi yang mungkin memiliki hobi tertentu, seperti misalnya memelihara ikan hias, atau burung berkicau. Atau mungkin kamu suka dengan kegiatan menulis, berkebun atau melukis. Ini adalah sebuah investasi yang dapat menguntungkan, jika ditekuni dan merubahnya menjadi satu ide entrepreneur yang menyenangkan sekaligus menghasilkan. 7. Hindari Sering-Sering ke Mall Singkat dan satu kata, Mall dan pergi ke Mall. Ini adalah sebuah gaya hidup, simbol kekinian dan banyak pemikiran konsumtif. Jadi pertimbangkan sekali lagi tentang berapa kali pergi ke Mall dalam sebulan. Pastikan kamu ke Mall hanya untuk benar-benar jika ada kebutuhan yang harus dibeli dan ada disana, jika masih ingin tetap berhemat tentunya. Baca Juga 11 Cara Hidup Hemat yang Dapat Anda Lakukan 8. Disiplinlah dengan Tagihan dan Cicilan Bagi yang memiliki cicilan dan tagihan tertentu yang harus dibayar perbulan, pastikan untuk tetap disiplin dalam membayar tagihan atau cicilan-cicilan tersebut tepat waktu. Ini berarti bahwa kamu berhemat untuk tidak menumpuk pembayaran cicilan pada satu waktu yang dapat menguras simpanan dan kantong kamu secara tiba-tiba. 9. Promo dan Poin Kartu Kredit, Manfaatkan! Ada beragam alasan yang menjadikan orang enggan untuk memanfaatkan promo dari toko atau supermarket tertentu, atau juga bagi pemegang kartu kredit tertentu yang acapkali mendapatkan point yang dapat ditukar dengan hadiah atau produk tertentu. Jangan sia-siakan ini adalah hak dan keuntungan. 10. Alat Transportasi sesuai Kebutuhan, Bersama Lebih Baik Kredit kepemilikan kendaraan bermotor bertebaran dengan beragam tawaran yang menggiurkan. Kamu tidak perlu tergoda untuk membeli terlalu banyak kendaraan, mungkin mobil atau sepeda motor. Pastikan kendaraan yang kamu miliki tidak menjadi aset diam yang dapat meningkatkan beban pajak dan perawatannya. Selain tidak hemat, tentu tidak baik bagi pola pendidikan anak-anak. 11. Merencanakan Pengeluaran Besar Merencanakan terlebih dahulu pengeluaran-pengeluaran besar dalam hidup, menjadikan rencana keuangan lebih terantisipasi dengan efektif. Ada banyak cara untuk merencanakan dan mengantisipasi pengeluaran besar, salah satunya dengan memilih instrumen investasi yang tepat. Ini akan membantu untuk membeli masa depan dengan biaya lebih murah. 12. Butuh Liburan, rencanakan lebih awal Tiket pesawat, akomodasi hotel dan sewa kendaraan saat berlibur akan lebih murah jika dipesan lebih. Banyak maskapai penerbangan dan hotel yang memberikan potongan harga khusus di saat-saat low season atau saat musim sepi liburan. Gunakan promo hotel dan tiket penerbangan murah agar bisa berhemat dan bahkan menikmati kualitas liburan yang lebih baik dengan anggaran yang sama dengan saat peak season atau musim libur. 13. Manfaatkan Sale Tahunan Selalu ada Sale, dengan rentang penawaran diskon yang saja yang paling populer adalah Lebaran Sale, Christmas Sale, atau End of Year Sale, ada baiknya untuk memanfaatkan diskon tahunan ini untuk mendapatkan barang terbaik dengan kurang dari separuh harga. 14. Padu Padan Pakaian untuk Modifikasi Penampilan Biasanya kita ingin tampil berbeda dalam berbagai kesempatan. Jangan buru-buru membeli pakaian baru agar terlihat berbeda. Kombinasi stok pakaian lama mungkin juga bisa digunakan untuk merubah tampilan smart tipsnya adalah, kamu harus pintar-pintar mencari referensi untuk mendapatkan kombinasi terbaik. 15. Hemat Listrik, ini penting Hindari membiarkan alat elektronik tersambung dengan steker atau sumber listrik terus menerus sebab ini menyedot listrik dari sumbernya. Matikan jika tidak digunakan,jika perlu gunakan alat penghemat penggunaan listrik. Listrik prabayar mungkin juga bisa menjadi solusi lain yang efektif. 16. Perhatikan Cara Mengemudi Teknik mengemudi yang baik bisa menghemat pengeluaran BBM hingga 10%. Perilaku mengemudi yang baik juga bisa menambah usia kendaraan sehingga mengurangi biaya pemeliharaan. 17. Hindari Kemacetan Kemacetan di Jakarta kian padat, menyusul dengan kota-kota besar lain di indonesia yang mulai merangkak menuju arus lalu lintas padat yang tidak selalu berhasil untuk dihindari. Namun mengatur atau setidaknya mengurangi 50% perjalanan kita dalam kemacetan, efisiensi bahan bakar bisa cukup signifikan. 18. Jual atau Daur Ulang Barang Bekas Tak Terpakai Bongkar gudang dan cek barang-barang dan peralatan elektronik yang sudah tidak terpakai. Beberapa mungkin ada yang menjadi barang incaran kolektor, jika masih bisa memiliki nilai, ada baiknya barang-barang tersebut kita jual, hasilnya bisa kita berdayakan atau untuk menambah tabungan. 19. Transfer Saldo Cicilan Kartu Kredit Kartu kredit kamu berbunga tinggi? Jika ada tawaran pinjaman lunak berbunga rendah kamu juga dapat menjadikan hal ini sebagai alternatif pelunasan kartu kredit. 20. Jika Harus ke Supermarket, Beli Produk Buatan Supermarket Terkadang kita temui supermarket yang biasanya kita kunjungi menjual produk-produk sejenis dengan mereknya sendiri. Kamu bisa memilih membeli produk semacam ini, sebab biasanya produk semacam ini ditawarkan dengan harga yang lebih rendah ketimbang produk yang sudah terkenal di pasaran. 21. Berbelanja secara Grosir Membeli barang dalam jumlah grosir tentunya akan mendapatkan harga grosir. Ini dapat menjadi salah satu cara berbelanja alternatif karena bisa mendapatkan harga yang lebih murah, dengan jumlah banyak dan kualitas yang sama. 22. Pertimbangkan untuk Mengurangi Iuran Tahunan Pusat Kebugaran Seberapa sering kamu datang ke pusat kebugaran? Membayar sesuai kehadiran akan lebih menghemat uang dibandingkan dengan membayar iuran keanggotaan pusat kebugaran secara tahunan. Ini semua dengan pertimbangan seberapa sering datang ke pusat kebugaran tentunya. 23. Menggunakan Kendaraan Umum atau Bersepeda ke tempat kerja Bike to work? Kenapa tidak. Selain hemat, kegiatan ini juga menyehatkan dan mengurangi polusi lingkungan. Menggunakan fasilitas kendaraan umum juga menjadi alternatif yang baik jika lokasi rumah jauh dari lokasi kantor. 24. Kurangi Gadget Saat ini rata-rata rumah tangga memiliki 3 gadget di rumahnya plus setiap gadget rata-rata terkoneksi dengan jaringan internet. Ada baiknya jika berbagi penggunaan gadget, dan bahkan mengurangi penggunaanya jika dirasa tidak terlalu perlu sebagai langkah penghematan. 25. Fasilitas Wifi Bersama Koneksikan jaringan di rumah dengan jaringan wifi sehingga cukup hanya memiliki satu jaringan internet untuk semua perangkat elektronik yang membutuhkan jaringan internet. 26. Cobalah Konsep Berkebun di Rumah Menanam sendiri buah atau sayuran kesukaan, selain bisa dinikmati sendiri, bisa juga sebagian hasilnya dijual. Saat ini di Indonesia banyak komunitas berkebun di rumah, kamu bisa bergabung dan saling berbagi tips kesuksesan berkebun di rumah. Baca Juga 6 Cara Hidup Hemat di Jakarta Buat Para Pengabdi UMR 27. Budayakan ASI Dengan mengutamakan pemberian ASI kepada bayi selama masa pertumbuhan 2 tahun pertama bayi, kamu bisa melakukan penghematan susu formula yang tentu bisa dialihkan untuk investasi masa depan lainnya, seperti misalnya dana pendidikan anak nantinya. 28. Pilih Lokasi Strategis untuk hunian Lokasi tempat tinggal yang terlalu jauh dari lokasi pekerjaan tentu menghabiskan energi juga akan menguras kantong karena biaya transportasi yang tinggi. Pertimbangkan untuk mendekatkan lokasi rumah dengan lokasi pekerjaan atau aktivitas harian seperti sekolah anak. 29. Cari Alternatif Tempat Berakhir Pekan selain Mall Mall saat ini menjadi wahana hiburan bagi masyarakat urban untuk rekreasi keluarga. Ini tentu minim nuansa edukasi dan tak jarang tinggi konsumsi, sebab Mall pada dasarnya adalah tempat berbelanja. Temukan tempat berakhir pekan keluarga lain seperti museum kota, atau taman kota yang dapat dijadikan sebagai wahana rekreasi akhir pekan bersama keluarga. 30. Buka Rekening Tabungan Tanpa Biaya Administrasi Kurangi pengeluaran bulanan dengan memilih tabungan yang bebas biaya administrasi. Fasilitas ini menjadikan uang kita terbebas dari pengeluaran yang tidak perlu, dan bunga tabungan bisa tetap utuh menjadi milik kita. 31. Bebaskan Iuran Tahunan Kartu Kredit Pilih dan gunakan kartu kredit yang memungkinkan untuk bebas dari iuran tahunan, ini berarti kamu menghemat banyak uang untuk investasi hari tua. 32. Manfaatkan Cicilan 0% Dengan memperoleh cicilan 0% kamu akan menghasilkan kenaikan nilai dari aset yang dibeli sepanjang waktu. Ini akan lebih menguntungkan apalagi jika aset yang kamu beli termasuk aset produktif. 33. Biasakan Menawar Jangan gengsi untuk menawar, yakinlah kita bisa mendapatkan kesepakatan harga yang baik dengan pandai menawar harga. 34. Biasakan Survey Sebelum Membeli Bandingkan kualitas, harga dan jaminan setelah pembelian kebiasaan survey sebelum membeli akan membentuk kamu menjadi smart shopper dan memilih untuk membeli barang dengan bijak. Survey sebelum membeli saat ini bisa dilakukan dengan mudah melalui internet. 35. Membeli Barang Secondhand, kenapa tidak Di luar banyak barang bekas atau secondhand diluar sana yang masih baik kondisinya, keputusan mencari alternatif barang bekas atau second hand dengan kondisi baik layak menjadi salah satu alternatif menemukan barang murah. Tetap cermat dalam memilih adalah satu hal yang utama. 36. Kurangi dan Cobalah Berhenti Merokok Pertimbangkan hal ini, “Jika rata-rata orang merokok 1 bungkus sehari dengan harga sekitar Rp maka sebulan pengeluaran rokok menjadi sekitar Rp Nilai yang cukup untuk mendanai hal lain yang lebih dibutuhkan oleh keluarga tentunya. 37. Satu TV untuk Seluruh Keluarga Ada baiknya TV diletakkan di ruang keluarga daripada berada di tiap-tiap kamar. Selain untuk alasan kedekatan antar anggota keluarga, ini juga berarti penghematan dari biaya listrik yang harus dikeluarkan per bulannya. Baca Juga Panduan Mengatur Keuangan Pribadi Anti Melarat Buat Milenial 38. Daftar dan Jadilah Member di Sebuah Toko Hampir semua toko modern, termasuk Supermarket dan Convenience Store yang banyak bertebaran saat ini menawarkan kartu keanggotaan belanja. Manfaatkan, ini akan memberikan akses lebih pada promo serta penawaran harga yang menarik di waktu-waktu tertentu 39. Stop Belanja Makanan Berlebihan Ada istilah Lapar mata ini seringkali terjadi saat kita berbelanja terutama produk makanan. Hindarilah hal ini, selain akan merusak rencana penghematan, juga akan menyebabkan penumpukan hal tidak terpakai yang Mubazir. 40. Memaksimalkan Fasilitas Gadget untuk Menghemat Komunikasi Gunakan fasilitas komunikasi yang ada di gadget untuk memudahkan dan menghemat pengeluaran kamu. 41. Temukan Sumber Informasi Gratis lewat internet Banyak situs-situs yang bisa membantu kita di internet dalam pengembangan diri, menambah pengetahuan ataupun keahlian. Yang semua bisa kita akses kapan dan dimana saja. 42. Ingatlah Kesehatan adalah Harta yang tak ternilai Menjaga kesehatan adalah investasi penting mengingat berapa biaya yang harus kita keluarkan jika kita jatuh sakit. 43. Katakan Tidak Pada Penawaran yg Tidak Perlu atau Tidak Berguna Memberanikan diri untuk berkata tidak pada penawaran yang tidak perlu atau tidak berguna adalah penting, mengingat menghindari pengeluaran dan biaya belanja berlebih adalah baik adanya. 44. Kelola Rumah Sendiri Menggunakan pekerja rumah tangga memang mengurangi beban tenaga, jika tidak dirasa perlu sekali ada baiknya melakukan pengelolaan rumah sendiri. Ada banyak hal positif yang bisa kamu rasakan dampaknya dengan mengelola rumah sendiri. 45. Beberapa Barang Hanya Tampak Menarik Ketika Dipajang di toko Cara toko memajang barang dagangan dan memberikan pencahayaan dan peletakan sudah dipertimbangkan dengan sangat matang. Perhatikan hal itu, sekali lagi hindarkan diri dari Lapar Mata yang akan membuat kamu membeli apapun yang bahkan tidak terlalu diperlukan. 46. Gunakan Air Secara Efisien Kita sungguh berbahagia Air melimpah di segala penjuru di Negeri Indonesia ini, tetapi menggunakan Air secara efisien harus kita pelajari sejak dini. Sebab tidak selamanya yang melimpah akan gratis untuk memperolehnya. 47. Pandai dalam Memilih Rute Perjalanan Rencanakan rute harian dan upayakan untuk mengelola perjalanan dalam sekali tempuh, berikut dengan kenalilah meeting point ada. 48. Pelihara Kendaraan dengan teratur Perawatan kendaraan yang baik dapat menambah umur kendaraan dan juga meningkatkan daya tawar saat dijual kembali. Sekaligus kendaraan yang terawat tentu mengkonsumsi bahan bakar lebih konstan dibandingkan dengan yang sebaliknya. 49. Produktifkan Aset Temukan cara untuk memproduktifkan aset. Jadikan aset tersebut menjadi mesin uang, jangan sampai aset tersebut malahan menggerogoti kekayaan dari waktu ke waktu. 50. Jaga dan Rawat Barang yang Dimiliki Secermat Mungkin Hobi belanja atau memiliki koleksi benda-benda bermerek? Ada baiknya rawat dan jaga secermat mungkin. Bukan tidak mungkin suatu saat harganya melonjak naik dan bisa dijual untuk dijadikan sebagai bagian dari investasi di kemudian hari. Hidup Hemat, Kunci Sukses Kesejahteraan Keluarga Kesuksesan dalam menjalankan rencana keuangan menuju kesejahteraan bukan hanya terletak pada memperbesar porsi pendapatan, namun juga berhemat dengan cara efisiensi pengeluaran dan memanfaatkan barang yang sudah dimiliki seperti uraian diatas. Dengan cara seperti itu pendapatan yang dimiliki akan lebih banyak untuk aktivitas investasi demi peningkatan kesejahteraan dan bukan justru menjadi pemborosan. Baca Juga Sudah Punya Rumah Sendiri? Hindari 6 Kebiasaan Ini Biar Makin Hemat!
WYDcvi9.